JAKARTA – Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Melkiades Laka Lena, mengungkapkan alasan DPR RI tetap mendorong proses pengembangan vaksin Nusantara. Salah satu alasanya meliputi temuan efikasi yang rendah pada sejumlah produk vaksin Covid-19.
“Kualitas vaksin juga. Kemarin China katakan, efikasi Sinovac itu rendah. Itu yang ngomong yang punya produk loh bukan kita. Yang ngomong itu efikasi dia rendah, dia mau neliti lagi lebih lanjut. Astrazeneca keamanannya yang kemudian pro-kontra di luar negeri,” kata Melki, kepada wartawan, Rabu (14/4/2021).
Selain itu, Melki juga mengatakan DPR RI mendorong untuk proses uji klinis tahap II vaksin Nusantara dilanjutkan. Terlebih, pasokan vaksin yang ada jumlahnya terbatas, karena dipengaruhi kebijakan embargo vaksin negara produsen.
“Nah mumpung ada produk (vaksin Nusantara) seperti ini, kita dukung. Dalam negeri pula. Jadi kami ingin segera diproses, kalau memang ini oke, dibikin dalam bentuk kemasan, ya kita pakai,” ujarnya.
“Mau milih untuk dalam negeri atau luar negeri? Kalau mau memilih negara ini ingin berputar ekonominya, bisa segera sehat, apalagi vaksin sekarang lagi susah,” sambung Politikus Partai Gokkar ini.
Diberitakan sebelumnya, Kepala BPOM Penny K Lukito menyayangkan tak ada tindak lanjut dari para peneliti untuk memperbaiki evaluasi uji klinis Fase I vaksin Nusantara.
Pasalnya, lanjut Penny vaksin Nusantara bahkan tak memenuhi good clinical practice dan good manufacturing practice untuk produksi vaksin.
“Komitmen correction action atau prevention action sudah diminta dari awal, tapi diabaikan, diabaikan, diabaikan. Tetap tidak bisa, nanti kembali lagi ke belakang. Jadi berbagai aspek, good clinical practice dan good manufacturing practice untuk pr oduksi vaksin belum terpenuhi,” ujar Penny.
Sementara pihak komisi IX DPR bersikeras mendukung vaksin Nusantara yang diprakarsai eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dengan tujuan memajukan karya anak bangsa. Di sisi lain, Komnas Penilai Khusus Vaksin COVID-19 mengatakan antigen tak berasal dari virus Indonesia.
“Antigennya (vaksin Nusantara) tidak berasal dari virus Indonesia, tapi didapatkan dari Amerika yang kita tidak tahu persis bagaimana sequence genomic-nya, strain apa virus selanjutnya yang didapatkan dari Amerika,” jelas Dr Anwar Santoso.MHD