Himabo Harus Berperan Dalam Pembangunan Kabupaten Bogor

Tim Percepatan Pembangunan Kabupaten Bogor saat berdiskusi dengan Himabo dalam Badami Ageung di Asrama Riau, Dramaga, Kabupaten Bogor. IST

DRAMAGA – Himpunan Mahasiswa Bogor (HIMABO) Jakarta kembali menggelar musyawarah besar atau Badami Ageung tahun kepengurusan 2019-2020.

Dalam agenda yang digelar di Asrama Riau, Dramaga, Kabupaten Bogor itu, Arah Pembangunan Kabupaten Bogor menjadi salah satu diskusi hangat yang dibahas.

Salah satu pemateri dalam acara tersebut yakni tim Percepatan Pembangunan Strategis Kabupaten Bogor, Saepudin Muhtar.

Pria yang karib disapa Gus Udin itu mengatakan, peran serta dan pemikiran mahasiswa sangat penting dalam mempercepat pembangunan Kabupaten Bogor.

Sebagai organisasi primordial atau kedaerahan yang lahir di Jakarta, dia menilai Himabo sangat penting dalam menjaga soliditas mahasiswa Bogor yang ada di Jakarta.

“Saya berharap HIMABO ini bisa memperkuat budaya intelektualitas dalam membangun Kabupaten Bogor,” kata Gus Udin, Minggu (13/6/2021).

Menurutnya, dalam menghadapi
bonus demografi ini, pemerintah Kabupaten Bogor sangat membutuhkan pemikiran-pemikiran dan kontribusi langsung dari mahasiswa sebagai masyarakat terdidik.

“Kontribusi yang sangat nyata terhadap kabupaten Bogor setelah nanti mereka mengabdikan diri juga dibutuhkan. Sehingga nanti mereka mampu mendedikasikan waktunya, memberikan kontribusi yang konkrit kepada kabupaten Bogor,” jelasnya.

Di samping itu, dia juga berpesan kepada para anggota dan pengurus Himabo bisa tetap menikmati proses proses dalam berorganisasi.

Sebab, sambungnya, pemimpin tidak lahir dari orang-orang yang gak berproses.

“Sehingga proses ini harus dinikmati. Ada beberapa fase dalam organisasi untuk mencapai kepemimpinan yang baik, salah satunya fase Musta’malah atau fase ‘dipakai’,” tuturnya.

Fase kedua, kata dia, yakni dauroh Mu’tarofah atau fase ‘pengenalan, dimana dalam fase ini orang-orang mulai mengenal personal seseorang dan potensi yang ada dalam orang tersebut.

“Fase ketiga yaitu dauroh mu’tabaroh atau fase pengakuan. Dari potensi-potensi yang dia miliki, nantinya akan menjadi tempat rujukan,” paparnya.

Dauroh terakhir, lanjut Gus Udin, adalah dauroh muhtarom atau fase dihargai/dihormati yang mana di fase ini ini tidak bisa lepas dari diri seseorang tanpa melewati tiga fase sebelumnya.

“Oleh karenanya, ketika kita berproses jangan malas, nikmati prosesnya,” pungkasnya. =MAM

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.