Cianjur – Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperidag) Cianjur, menilai kenaikan harga daging sapi di sejumlah pasar tradisional di Cianjur, akibat minimnya pasokan yang sudah kembali membaik sejak dua hari terakhir, namun harga masih tinggi.
Kepala Diskoperindag Cianjur, Tohari Sastara, mengatakan tidak ada kelangkaan daging di Cianjur, namun stok di tingkat distributor dan rumah pemotongan hewan berkurang akibat sepinya pembeli, sehingga harga jual mengalami kenaikan dari Rp110 ribu menjadi Rp120 ribu per kilogramnya.
“Perhari ini, stok daging sapi sudah mulai membaik, namun harga jual masih diangka Rp120 ribu per kilogram. Kami menilai kenaikan tidak akan sampai melambung karena tingkat pemakaian berkurang, diperkirakan harga akan kembali normal dalam pekan ini,” katanya.
Ferdiansyah, seorang pedagang daging sapi di Pasar Induk Pasirhayam Cianjur, mengatakan kenaikan harga daging sudah terjadi sejak empat hari yang lalu, bahkan sejumlah padagang terpaksa mogok berjualan karena sepi pembeli dampak dari kenaikan harga meski hanya Rp10 ribu.
“Harga daging sapi normalnya Rp110 ribu per kilogram, namun naik menjadi Rp120 ribu per kilogram, meski hanya naik Rp10 ribu, imbasnya tingkat penjualan menurun tajam. Ini kami baru buka kembali setelah mogok selama dua hari karena takut merugi akibat sepinya pembeli,” jelasnya.
Pihaknya berharap harga kembali normal dan pembeli kembali tinggi, karena selama pendemi Cobid-19 tingkat penjualan terus menurun, ditambah kenaikan harga yang dirasa cukup memberatkan pembeli. “Harga normal saja masih sepi, apalagi sekarang naik, tambah sepi saja pembeli,” katanya.
Sementara Memet (37) pedagang sate keliling, mengatakan selama pandemi Covid-19 tingkat penjualan sate terus menurun karena pembeli membatasi pengeluaran sehari-hari, ditambah seak satu pekan terakhir, harga daging kembali naik, meski hanya Rp10 ribu per kilogram dinilai cukup memberatkan.
Sehingga dia mensiasati dengan mengurangi porsi daging di setiap tusuk sate yang biasa berisi enam potongan daging, saat ini hanya empat potongan daging dengan harga per tusuk sate tetap dua ribu rupiah.
“Kita jual dua ribu per tusuk karena dagingnya naik saya pilih mengurangi porsi dengan tidak merubah harga,” pungkasnya. =NDI