
CISARUA – Karyawan Taman Wisata Matahari (TWM) melakukan aksi mogok kerja. Hal tersebut dilakukan lantaran gaji para karyawan dipotong hingga lima puluh persen oleh pihak manajemen.
Tempat wisata yang berlokasi di Jalur Puncak, Kabupaten Bogor harus menerima pahit lantaran pemotongan terjadi akibat terjadinya krisis ekonomi yang dialami oleh perusahan sejak pandemi Covid dan terjadi penurunan pendapatan sejak beberapa bulan lalu.
“Tuntutannya kami ingin gaji kita dinormalkan kembali yaitu 50% ke 100%, karena gaji kita ini tidak sampai upah minimum provinsi (UMP). Apalagi Upah Minimum Regional (UMR), normalnya itu diangka Rp1,2 juta sampai Rp2 juta kurang lebih seperti itu, jadi kita minta dinormalkan kembali jangan sampai dipotong kembali setiap bulannya,” ungkap salah satu pegawai TWM, Devi saat ditemui disela aksi demo, Kamis 1 Desember 2021.
Ia mengatakan, pemotongan ini ia rasakan sudah sejak dua bulan kebelakang dari bulan Agustus sampai bulan September, bahkan pihaknya sudah melakukan langkah-langkah mediasi untuk meminta haknya. Namun, sampai saat ini tidak ada kejelasan.
“Upaya sosialisasi sudah, mediasi sudah, tapi kita menunggu jawaban dari pihak manajemen untuk sisa gajinya, tapi sampai saat ini belum ada jawaban dari pihak manajemen,” ungkapnya.
Ia berharap, pihak perusahaan bisa memberikan hak para karyawan yang belum diberikan selama beberapa bulan, bahkan pihaknya meminta agar perusahaan memberikan gaji secara normal.
“Saya berharap agar pihak manajemen memberikan para pegawai dan jangan sampai ada pemotongan kembali,” ujarnya.
Sementara, General Manager TWM, Surya membenarkan adanya aksi atau tuntutan dari para karyawannya yang melakukan aksi mogok kerja untuk meminta haknya diberikan secara penuh. Pemberian gaji dilakukan secara bertahap lantaran kondisi perusahaan sedang mengalami kesulitan ekonomi.
“Perlu kita ketahui bahwa pihak perusahaan saat tengah mengalami kesulitan pemasukan, karena sedang mengami penurunan pendapatan. Jadi kita tidak melakukan pemotongan, akan tetapi dibayar secara bertahap,” jelasnya.
Ia mengatakan, dengan kejadian ini pihaknya akan melakukan upaya mediasi dengan para pegawainya sehingga ada jalan keluar atau solusinya.
“Besok kita akan lakukan mediasi, sehingga ada jalan keluar dan tidak berkepanjangan. Total karyawan yang melakukan aksi mencapai 30 persen, dan operasional tetap bisa berjalan,” tuturnya. FIR