
CIBINONG – Pemerintah Kabupaten Bogor kini harus mengalokasikan anggaran untuk segera memenuhi fasilitas mulai dari listrik dan air di bangunan hunian tetap (huntap) di wilayah bencana, Sukajaya dan Cigudeg.
Hal tersebut dilakukan karena kementerian terkait tidak jadi mengalokasikan anggaran untuk fasilitas-fasilitas tersebut.
Kepala Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (DPKPP) Kabupaten Bogor, Ajat Rochmat Jatnika membenarkan hal itu. Rencananya, kata dia, pihaknya akan mengalokasikan biaya tersebut pada anggaran perubahan.
“Jadi anggarannya tidak dialokasikan oleh kementerian, jadi sekarang kita yang mengalokasikan. Nanti di anggaran perubahan,” kata Ajat, Minggu (15/8/2021).
Menurutnya, anggaran yang akan dialokasikan pihaknya untuk fasilitas tersebut sekitar Rp5 miliar.
Disamping itu, Ajat mengatakan bahwa bangunan-bangunan huntap tersebut belum diserahterimakan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor. Hal itu salah satunya karena pemenuhan fasilitas yang belum terselesaikan.
“Harusnya tahun ini ya diserahterimakan untuk yang sudah terbangun karena. Sekarang kita prioritaskan dulu fasilitas air dan listriknya agar bisa segera dihuni,” kata Ajat.
Diketahui, pembangunan huntap dilakukan pasca bencana besar melanda wilayah Barat Kabupaten Bogor pada awal 2020 lalu. Masing-masing 205 unit di Cigudeg dan 358 unit di Sukajaya.
Sekretaris DPKPP Kabupaten Bogor
Lestia Irmawati mengklaim jika 205 di Desa Sukaraksa, Kecamatan Cigudeg, siap dihuni.
“Yang di Cigudeg sudah siap dihuni, tapi masih nunggu listrik. Kami lagi coba kontak PLN untuk penyambungannya ke sana, karena kalau tiang listriknya itu sudah ada,” kata Irma.
Berbeda dengan Cigudeg, 358 unit di Desa Urug, Kecamatan Sukajaya masih dalam proses pembangunan.
Disamping itu, Irma menyebut jika
ratusan unit huntap tersebut sudah ada calon penghuninya. “Jadi untuk pengisian huntap itu sudah penuh. Warga sudah setuju untuk relokasi di huntap tersebut,” jelasnya.
Kata dia, sebelum pengisian huntap, warga calon penghuni terlebih dulu membuat pernyataan siap menghuni.
“Jadi mereka sudah diminta pernyataannya bahwa mereka siap direlokasi. Tinggal sekarang penyelesaian. Semoga selesai segera,” jelas Irma.
Namun menurut Irma, jumlah 563 huntap di dua desa tersebut masih kurang untuk menampung para korban bencana alam.
Sebab, kata dia, berdasarkan catatan Pemkab Bogor jumlah warga terdampak bencana yang terjadi pada awal 2020 itu hampir mencapai 2.000 Kepala Keluarga (KK).
“Masih sangat kurang. Tapi kami terus berupaya untuk menambah huntap secara bertahap dengan mengajukan
permohonan bantuan pembangunan huntap ini ke BNPB dan Kementerian PUPR. Masing-masing 500 unit,” jelas Irma. =MAM