dr. Tsani, Klinik Nyeri Sebuah Inovasi Yang Hadir Dari Sebuah Masalah Manusia

Direktur utama RSUD Ciawi, dr Tsani Musyafa. Yusman | Pakar

CIAWI – Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciawi, dr.Tsani Musyafa mengaku bersyukur dengan adanya event seperti Wildly Important Goals (WIG) yang digelar Kementerian Dalam Negeri setiap tahunnya.

Menurutnya, melalui event seperti ini tentunya instansi dituntut agar bisa menelurkan sebuah inovasi, dimana inovasi ini harus punya nilai manfaat.

“Dengan adanya event ini menuntut agar institusi itu punya nilai inovasi, yang mana inovasi ini punya nilai kemanfaatan,” ujar dr Tsani kepada wartawan.

Selain bermanfaat, inovasi juga harus bisa menyelesaikan masalah, karena inovasi, kata dia, datang dari sebuah masalah.

Tidak hanya itu, di mata dokter gigi ini, inovasi itu bisa menjadi sebuah evaluasi daripada pelayanan tersebut.

“Contoh pelayanan nyeri yang dtelurkan RSUD Ciawi dari sebuah masalah, pasien dengan nyeri itu ko gak hilang-hilang nyerinya. Dari situ kami melihat, oh pelayanan nyeri saat itu tidak terpadu, tidak komperhensif, sepotong-sepotong, dan akhirnya keluar inovasi yaitu klinik nyeri,” ungkapnya.

Klinik nyeri, lanjut dia, sebuah inovasi yang punya nilai kemanfaatan luas. Bayangkan, saat itu ketika pasien merasakan nyeri, pasien itu hanya diobati luarnya saja tanpa ke akar masalah.

“Nah dengan pelayanan yang komprehensif di Bogor Pain Center ini dari mulai asuhan keperawatan nya kemudian melakukan pemeriksaannya detail-detail itu ketemu penyebab diantara nyeri tersebut, nah sehingga kita bisa atasi,” sambungnya.

Ini sebuah contoh inovasi hadir dari masalah, dan RSUD Ciawi akan melihat satu masalah menjadi hal positif yaitu menjadikan inovasi.

“Kalau dulu orang mengatasi nyeri sepotong-sepotong. Sehingga nyeri nya itu masih ada sisanya. Dengan begitu akan menghabiskan waktu, biaya dan lainnya, nah sekarang kita cari pangkal penyebabnya,” paparnya.

Kemudian, ia menambahkan, inovasi juga yang harus mampu melakukan evaluasi, maka di klinik nyeri ini, dokter atau perawat akan melakukan evaluasi secara berjalan setelah si pasien berobat ke klinik nyeri dengan sebutan pain diary, dimana pasien akan menulis riwayat sakit saat sudah berada di rumah dari waktu ke waktu selama satu pekan.

“Kita melakukan evaluasi layanan. Artinya, kadang-kadang pasien nyeri ini kalau pulang ke rumah itu beranggapan yang memberikan pelayanan lepas,” bebernya.

“Disini, bagaiman sih kita memberikan evaluasi. Jadi pasien itu kita kontak dengan mereka dengan menulis namanya diary pain,” tambahnya.

Dengan diary pain ini, pihaknya berharap mampu menghasilkan dosis obat yang tepat. “Jadi itu yang kita lakukan,” tandasnya. =YUS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.