BOGOR – Satu hari berakhirnya operasional Rumah Sakit Lapangan (RSL) Kota Bogor, Senin (18/4/2021), hingga saat ini belum ada informasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), apakah akan diperpanjang ataupun dihentikan. Namun, Wakil Wali Kota, Dedie A. Rachim mengungkapkan, Pemkot Bogor saat ini masih menunggu kabar dari BNPB, dan rencananya dirinya baru akan membahas kelanjutan RSL dengan melakukan rapat dengan dinas terkait. “Kaitan soal RSL, besok akan dirapatkan,” ujar Dedie, Minggu (17/4/2021).
Lanjut Dedie, Pemkot Bogor saat ini tidak terlalu khawatir jika operasional RSL tak diperpanjang mengingat untuk angka keterisian kamar di rumah sakit atau bad occupancy rate (BOR) juga turun, yakni hanya tinggal 43 persen. Angka tersebut, jauh di bawah angka standar minimal yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni 53 persen.
“Kalaupun tidak diperpanjang, banyak pertimbangannya juga. BOR sudah turun dan keterisian bed di rumah sakit juga sudah menurun drastis,” jelasnya.
Terkait antisipasi lonjakan kasus covid-19 di Hari Raya Idul Fitri nanti, Dedie menegaskan, akan memperbanyak kamar di rumah sakit yang ada diseluruh Kota Bogor. Termasuk meningkatkan keberadaan Puskesmas-Puskesmas yang ada. Jadi ketika opsi perpanjangan RSL tak dilakukan, maka alat kesehatan (alkes) didistribusikan ke Puskesmas. Selain itu, Pemkot Bogor juga tengah merencanakan peningkatan puskesmas menjadi rumah sakit type D.
“Kita masih merencanakan itu dan anggarannya juga sedang dibahas,” ujarnya.
Saat ini, keputusan operasional RSS berada di BNPB karena berkaitan dengan biaya setiap pasien yang dirawat di RS Lapangan Kota Bogor ditanggung melalui Dana Sisa Pakai (DSP). “Iya kan kita mengajukan untuk amannya kan kita minta rumah sakit lapangan diperpanjang, tetapi kalau sisi administrasi tidak memungkinkan kan kita tidak bisa memaksakan. Jadi ada hal administratif yang harus ditempuh, tidak bisa dilanggar itu,” ucapnya.
Disisi lain, aset-aset yang ada di RSL Kota Bogor merupakan bagian dari anggaran yang dikucurkan BNPB. Jika RSL ditutup, maka pengelolaan alat-alat kesehatan di dalamnya akan menjadi tanda tanya.
Terpisah, juru Bicara RSL Kota Bogor, dr Armein Sjuhari Rowi menambahkan, penutupan operasional RSL Kota Bogor lebih kuat mengemuka lantaran kasus Covid-19 dinilai telah mengalami penurunan. Alternatif untuk pasien maupun aset di dalamnya memang perlu dipersiapkan ancang-ancangnya. “Kalau memang nanti ada pasien limpahan dari RSL, kita sudah backup duluan. Ketersediaan bed di RSUD Kota Bogor masih mencukupi,” tutupnya. RIF