Bentrokan Warga Antar Kampung, Ketua RT di Cianjur Tewas

Ilustrasi bentrokan. (Ist)

CIANJUR—Diduga ketua rukun tetangga (RT) Wawan Setiawan (48) tewas usai melarai bentrokan antar warga dua kampung, yakni antara kampung Kuta dan Mangun, di Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Selasa (12/7/2022). Meskipun korban sempat dilarikan ke RSUD Cianjur, namun saat diperjalan nyawanya sudah tidak tertolong.

Informasi yang berhasil dihimpun, peristiwa yang menewaskan Wawan Setiawan (48), yang merupakan Ketua RT 02/07, Kampung Kuta Wetan, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang itu berawal dari bentrokan warga dua kampung, yakni antara Kampung Kuta Wetan dengan Kampung Mangunkerta. Bentrokan tersebut, berawal dari adanya seorang warga Kampung Kuta Wetan yang terserempet sepeda motor. Kemudian, warga yang terserempet itu langsung menampar pemotor yang menyerempetnya itu yang diketahui merupakan warga Kampung Mangunkerta.


Akibat tidak terima ditampar, pemotor yang menyerempet itu kemudian mengadu ke warga satu kampungnya dan kemudian kembali mendatangi korbannya dengan membawa massa yang lebih banyak sehingga menyebabkan terjadinya bentrokan antar warga kampung.

Keluarga korban tewas, Effendi (33) mengatakan korban yang merupakan ketua RT mengetahui adanya bentrokan antar warga kampung itu dan langsung mendatangi lokasi kejadian. Namun nahas, kata Effendi, saat korban mencoba melerai bentrokan justru sejumlah warga malah menganiaya korban hingga meninggal dunia.

“Kejadiannya saat malam takbir Idul Adha, kemarin. Kakak saya saat itu berniat untuk melerai terjadinya bentrokan, tapi justru almarhum yang dianiaya oleh sejumlah warga dari Kampung Mangunkerta hingga meninggal dunia,” kata Effendi, kepada wartawan, Selasa (12/7/2022).


Dia mengaku sudah melaporkan peristiwa ini kepada pihak aparat kepolisian setempat. Namun, hingga kini para terduga pelaku penganiayaan korban belum ditangkap dan masih berkeliaran bebas. “Saya mendesak pihak aparat kepolisian agar segera menangkap para terduga pelaku dan menghukum sesuai dengan perbuatan mereka. Karena, kakak saya datang untuk melerai bentrokan kenapa para pelaku justru menganiayanya hingga meninggal,” jelasnya.


Effendi menuturkan, korban diketahui memiliki tiga orang anak yang masih sangat membutuhkan sosok seorang ayah serta biaya hidup sehari-harinya.” Saat ini, anak-anak korban sementara tinggal dengan saya, karena masih membutuhkan biaya hidup sehari-harinya. Sedangkan istri almarhum, hanya seorang ibu rumah tangga, tidak punya penghasilan tetap,” pungkasnya. SYA

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.