Bendungan Cibongas Hancur, Ratusan Petani Nanggung Merugi

Kondisi bendungan irigasi Bongas Sungai Cikaniki, Desa Kalongliud Kecamatan Nanggung, yang mengalami kerusakan parah. (JEFRY)

NANGGUNG – Bendungan Irigasi Bongas Sungai Cikaniki di Kampung Bongas, Desa KalongLiud, Kecamatan Nanggung yang hancur awal Januari 2020 silam karena bencana, sampai saat ini masih terbengkalai. Dengan hancurnya bendungan yang memiliki bentangan lebar lebih dari 90 meter tersebut, ratusan petani dibuat uring uringan lantaran tak bisa lagi bercocok tanam.

Apalagi mengingat kondisi saat ini sedang Pandemik Covid19, mau tak mau nasib Ratusan warga dua Desa yakni Desa KalongLiud Dan Desa Hambaro yang selama ini menggantungkan hidup dari hasil pertanian, jadi Balangsak. Jani Nurzaman Kepala Desa Kalong Liud membenarkan, bendungan Bongas yang hancur akibat bencana di awal Januari 2020 lalu itu hingga kini masih tetap terbengkalai karena belum mendapat perbaikan.

“Nah, beberapa waktu kemarin pemerintah Desa KalongLiud sempat mendapat informasi dari Bappeda Kabupaten Bogor dalam agenda safari info di kantor Kecamatannya tentang ada anggaran sebesar Rp1 miliar di tahun 2020 ini untuk perbaikan. Namun info itu hingga kini belum ada realisasinya,” kata Kepala Desa KalongLiud Jani Nurzaman kepada pakuanraya.com.

Kades juga membahas tentang pernah ada rehab bendungan irigasi Bongas 2011 lalu yang biayanya mencapai Rp2 miliar. “Jadi menurut saya dana sebesar Rp1 miliar pada 2020 kemarin untuk biaya rehab bendungan Bongas tidak akan cukup,” tuturnya..

Masih kata Jani Nurzaman, lantaran belum jelasnya kapan Bendungan Bongas Cikaniki yang hancur diperbaiki, akhirnya pada seminggu kemarin semua petani asal dua desa berinisiatif membuat bendungan darurat menggunakan bambu dan semen yang menelan biaya lebih dari Rp15 juta.

“Tetapi sayangnya sia sia saja, sebab debit aliran Sungai Cikaniki selalu deras, alhasil bendungan darurat yang terbuat dari bambu itu hancur bahkan untuk mendukung pelaksanaan pembangunan Bendungan daruratnya, saya sampai menyewa Alat pengeruk Beko Rp15 juta yang tak ada gunanya sama sekali,” tandasnya.

Camat Nanggung AE Saepuloh menegaskan, terkait anggaran yang di singgung sebesar Rp. 1 Miliar itu, agar diketahui adalah bukan untuk biaya perbaikan, melainkan dana perawatan bendungan program tahun 2020. “Yang benar adalah, untuk Anggaran perbaikan bandungan Bongas-nya sudah ditetapkan oleh PUPR Dinas Pengairan sebesar Rp. 4,4 miliar yang mudah mudahan tahun 2021 ini terealisasi,” jelasnya.

Ujang Sukendar petani Desa KalongLiud menambahkan, luas keseluruhan lahan pertanian diwilayahnya yang sekarang sudah tidak teraliri aliran irigasi akibay Bendungan Bongas hancur, mencakup luas 85 hektar. JEF

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.