
PARUNG – Sejumlah polemik terjadi antara warga dan pelaksana proyek pembangunan RSUD Parung, di Desa Cogreg, Kecamatan Parung. Diantaranya, uang ganti kerohiman tanaman warga penggarap lahan yang diratakan, hingga persoalan tuntutan kepedulian sosial penyedia jasa terhadap warga sekitar.
Polemik ini pun mengundang rasa empati dan peduli dari sejumlah pihak, terutama kalangan muda di yang ada di wilayah Desa Cogreg maupun Kecamatan Parung secara umum. Kehadiran pihak PT JSE selaku penyedia jasa pemenang tender dan pihak dinas terkait diharapkan warga agar ada solusi.
“Sudah banyak pernyataan dari ikatan remaja majelis taklim dan pesantren yang siap berdemo, jika uang kerohiman pada penggarap tidak kunjung dibayarkan,” ungkap Osman Abdul Azis, Pembina dan Guru Pengajar Silaturahmi Majlis, Minggu (12/9/2021).
Ia menuturkan, uang ganti tanaman bagi para petani merupakan hak yang harus dikeluarkan, terlebih lahan garapan tersebut sudah selama puluhan tahun diolah petani. Bahkan saat musyawarah warga, petani, pihak PT JSE sudah siap memberi ganti uang.
“Selain soal petani penggarap, ada juga janji PT JSE dengan pemuda dan warga sekitar terkait CSR, tapi semua belum ada realisasi. Infonya sudah ada uang yang diberikan, tapi petani dan warga belum dapat. Ini dzholim namanya. Kami akan demo jika hak itu tidak diberikan,” tegas Azis.
Sedangkan Ketua PK KNPI Parung, Fikar Haerul Fahni berharap agar pihak PT JSE selaku pemenang tender dari proyek RSUD Parung bersikap terbuka dan responsif atas banyaknya keluhan warga. Ia juga meminta agar pihak birokrat terkait segera turun tangan.
“Jangan anggap sepele asirasi warga sekitar. Kita ingin proyek ini berjalan lancar sesuai rencana dan harapan bersama. Jangan karena ketidakmampuan pihak manajemen dan birokrat dalam menyelesaikan masalah, akhirnya jadi penghambat pembangunan RSUD Parung,” tandas Bule, sapaan akrabnya.
Dikonfirmasi hal ini, Heri, selaku perwakilan PT JSE sama sekali tidak memberikan komentar dan jawaban apapun, meski sudah dikirim pesan singkat via whatsapp dan telepon pribadinya. Sedangkan Ketua PPK Proyek RSUD Parung, Anni Bersari saat dikonfirmasi hanya memberi jawaban singkat.
“Ke kantor (Dinkes-red) aja ya pak. Ketemu pak Koko, selaku PPTK nya,” ujar wanita yang memjabat Kabid SDK Dinkes Kabupaten Bogor ini melalui saluran telepon. =FRI