CIBINONG – Mirisnya kondisi sarana dan prasarana (Sarpas) pendidikan dijenjang sekolah dasar di Kabupaten Bogor menjadi perhatian banyak pihak.
Bahkan kondisi fasilitas pendidikan yang tak layak itu juga masih banyak dialami beberapa sekolah khususnya di wilayah Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang yang tak jauh lokasinya dari kediaman Bapak Presiden terpilih, Prabowo Subianto.
Anggota DPRD Kabupaten Bogor terpilih, Irvan Maulana dari Partai Gerindra mengatakan bahwa memang masih banyak yang kurang fasilitas pendidikan.
“Memang masih ada yang kurang dan nanti akan kita coba perbaiki,” katanya kepada PAKAR, pada Minggu 11 Agustus 2024 di Pakansari Cibinong.
Politisi Partai Gerindra itu pun berharap dirinya masuk dalam komisi pendidikan agar dapat menuntaskan masalah pendidikan di kabupaten bogor.
“Saya harap nanti setelah saya masuk (dilantik), saya bisa masuk dalam komisi pendidikan (empat). Dan nanti kita bareng bareng mendorong fasilitas pendidikan lebih baik dan memberikan pendidikan para peserta didik lebih maksimal lagi,” harapnya.
Pemberitaan sebelumnya banyak kondisi sarana dan prasarana (Sarpas) sekolah di kabupaten bogor belum layak, bahkan beberapa wilayah salah satunya di Desa Bojong Koneng belum maksimal seperti kondisi maleubelair saat ini di SDN Bojong Koneng 02.
Tercatat ada sebanyak enam rombongan belajar (rombel) di SDN Bojong Koneng 02, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor mengalami kekurangan meubelair.
Bahkan setiap proses kegiatan belajar mengajar (KBM) terdapat puluhan siswa dalam satu rombel tersebut terpaksa harus rebutan meubelair (kursi dan meja) dengan siswa lainnya.
Sebab dalam satu rombel tersebut hanya ada 14 meubelair dari total 51 siswa, sehingga siswa lainnya yang tidak kebagian meubelair mau tidak mau mengalah dengan belajar di atas lantai tanpa menggunakan alas tikar demi menempuh pendidikan.
Salah satu Guru SDN Bojong Koneng 02, Santi menyampaikan bahwa sejumlah siswa harus berebut meubelair setiap harinya, agar saat proses kbm dapat belajar menggunakan meubelair.
“Jumlah meubelair dalam satu kelas itu ada 14, sedangkan jumlah siswa kita 51 anak. Jadi yah mau ga mau, mereka berebut kursi untuk belajar setiap harinya agar dapat belajar menggunakan meubelair,” ucapnya.
Ia juga mengaku bahwa dirinya lebih senang ketika ada siswa yang tidak masuk sekolah, karena meringankan siswa lainnya agar tidak ribut untuk berebut meubelair setiap harinya.
“Malah saya senang mas, kalau ada siswa yang ga masuk. Jadi siswa lainnya bisa duduk dikursi, walaupun kondisi meubelair kita sudah banyak yang rusak,” ungkapnya.
Sementara itu Kepala SDN Bojong Koneng 02, Ade Irma Suryani membenarkan kalau ada enam rombel disekolahnya mengalami kekurangan meubelair.
“Kita sempat mengusulkan pengadaan meubelair tapi sampai sekarang ga pernah ditanggapi dan ada enam rombel yang kondisi meubelairnya sudah rusak dan mengalami kekurangan,” ucapnya.
Maka dari itu dirinya berencana akan mengajukan usulan kembali ke Pemerintah Desa melalui Musrenbang (Musyawarah Rencana Pembangunan).
“Kita sudah mengupdate dapodik (data pokok pendidikan) dan dari tahun lalu juga sudah kita usulkan. Dan kita berencana akan mengajukan usulan lagi ke Pemerintah Desa melalui Musrenbang,” pungkasnya. AGE