MEGAMENDUNG – Proyek pembukaan akses jalan Bojong Koneng-Karang Tengah-Megamendung yang dilakukan Perum Perhutani berdampak pada sumber mata air warga Kampung Sirnagalih, Desa Megamendung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.
Bahkan, dampak yang ditimbulkan dirasakan warga di dua dusun RW 1 dan RW 2.
Haerudin salah satu warga RW 1 Kampung Sirnaglih, Desa Megamendung mengeluhkan jika sudah lima hari ini sumber mata air di kampungnya hilang.
Diduga hilangnya sumber air akibat adanya aktifitas pembangunan di Gunung Kumpel yang masuk Desa Megamendung dan Desa Bojong Koneng.
“Sudah lima hari warga kehilangan sumber air, jadi sekarang terpaksa memakai air sungai untuk kebutuhan sehari-hari,” ujar Haerudin saat diwawancarai wartawan, Rabu (19/1/2022).
Proyek pembukaan akses jalan yang menggunakan alat berat tersebut, menurutnya tak memiliki izin dari desa. Sebab, ia tidak melihat ada tandatangan kepala desa sebagai pimpinan di desa.
“Imbas alat berat Saya mgelihat saat kumpul di desa tidak ada tanda tangan dari desa. Bisa dikatakan ilegal. Karena tidak ada tanda tangan,” katanya.
Seharusnya, lanjut dia, Perhutani sebagai pengelola proyek memiliki izin dari Pemerintah Desa sebagai pusat pemerintahan terdekat.
“Sempat dari warga mendatangi penanggung jawab proyek, katanya disuruh nyari sumber mata air baru, padahal sumber mata air hanya di Gunung Kumpel itu,” bebernya.
Ia menambahkan, terkait sumber air, warga meminta agar dibuatkan bak resapan untuk penampungan air dari sungai. Sehingga dengan dibangunnya bak resapan bisa membuat air sungai jernih hingga 60 persenm
Selain itu, warga juga meminta pihak proyek memasang Bronjong di sekitar proyek terutama di areal lawan longsor.
“Karena pembangunan ini masih akan lama, jadi kami minta dibuatkan bak resapan untuk penampungan air sungai, biar ga kotor, sehingga warga masih bisa menggunakan air yang ada,” pungkasnya.
Sementara, Kepala Desa Megamendung, Duduh Manduh menjelaskan, saat ini Pemerintah desa sedang membuat estimasi untuk langkah darurat agar warga Kampung Sirnagalih masih bisa mendapatkan pasokan air.
Pertama pemasangan pipanisasi ke sumber Mata air yang bersih dan dilanjutkan ke warga-warga yang saat ini masih menggunakan air kali.
“Ini sebagai langkah darurat dan berharap sebagai solusi permanen agar masyarakat tidak lagi menggunakan air kali yang rentan dan kotor,” ujar Duduh Manduh kepada wartawan, Rabu (19/1/2022).
Kedua, pihaknya akan memasang filter pada beberapa titik kali dengan memasang DAM penahan air dari beronjong dan injuk dan Ketiga langkah darurat lainnya mendatangkan tanki air jika diperlukan.
“Tugas kami dari Pemdes, hanya mengendalikan dampak itu, adapun kegiatan di lahan perhutani itu sepenuhnya ada di pundak Perum Perhutani dan kami Pemdes tidak terlibat,” tandasnya. =YUS