15 Dosen UNB Sambangi Ciguha, ini Yang Dilakukannya

NANGGUNG – Selama masa pandemik Covid19, Kali pertama dalam setahun, pabrik Emas PT. Antam (Tbk) UBPE Pongkor di Kecamatan Nanggung, Selasa (06/4/2021) lalu, mendapat kunjungan 15 Dosen Universitas Nusa Bangsa (UNB).

Kunjungan 15 Dosen UNB yang berkaitan pada rencana analisa Konservasi berbagai jenis flora, Fauna serta Air dan Tanah diseputar wilayah izin usaha pertambangan (IUP) Antam Pongkor tersebut, menurut Agus Setyono adalah hal yang normal normal saja.

“Meski selama setahun pandemik Covid19, PT. Antam belum bisa menerima kunjungan secara normal dari berbagai lembaga dunia pendidikan dan mahasiswa, namun untuk kali pertama ini Kunjungan dari kelima belas dosen UNB, tetap disesuaikan pada aturan protokol kesehatan.” Kata Agus Setyono Asisten Manager Comodity Development & External Relations PT. Antam Pongkor.

Menurut Agus, secara khusus kunjungan Lima belas dosen UNB berbagai jurusan ilmu tersebut, berkeinginan meneliti kondisi air, tanah, flora dan fauna yang nantinya berkelanjutan pada praktek penelitian yang lebih khusus. Misalnya penelitian terfokus pada airnya, maka hanya air lah yang akan diteliti, begitupun untuk tanah, fauna maupun floranya.

“Karena mengingat penelitian konservasi yang akan dilakukan oleh ke lima belas dosen UNB ini berada pada kawasan inklap Antam di Ciguha, jadi Antam hanya memfasilitasi saja dengan memberikan dukungan pada aksesnya. Sebab kunjungan para dosen ini tidak tertuju pada perusahaan Antam, tetapi lebih kepada penelitian di Kampung Ciguha.” bebernya.

Dan peran PT. Antam sambungnya, mendukung dan men suport penelitiannya sebagai bentuk dukungan pada sektor pendidikan dalam melakukan penelitian. “Tujuan penelitian adalah Kampung Ciguha, karena dikampung tersebut punya latar belakang sebagai kawasan yang banyak terkontaminasi oleh zat berat berbahaya atas air tanah dan lainnya,” tandasnya.

Sementara kenjungan Lima belas Dosen UNB ke Kampung Ciguha mendapat sambutan hangat Willy Suhendi selaku Tokoh Warga dikampung tersebut. “Selama lebih dari sepuluh bulan, warga Ciguha sudah semaksimal mungkin melakukan upaya penyelamatan air di Hulu Sungai Ciguha dari zat berbahaya seperti Sianida dan Mercury yang mencemarinya akibat adanya kegiatan Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI),” pungkasnya. JEF

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.