MEGAMENDUNG – Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lekas mencatat ada sekitar 10 persen Wanita Pekerja Seks (WPS) di Kabupaten Bogor positif HIV.
Data tersebut hasil tes HIV yang dilakukan pada tahun 2020 lalu dengan melibatkan kader komunitas melalui Peer to Peer atau Peer Educator (PE).
Ketua LSM Lekas, Muksin mengungkapkan, saat ini di Kabupaten tidak lagi ada lokasi prostitusi. Namun yang ada para WPS ini tersebar di beberapa wilayah dengan modus operandi memanfaatkan jejaring sosial atau secara online.
“Jadi upaya kita melakukan tes HIV bagi WPS dengan cara mendatangi kos-kosan, karena sekarang kan gak ada lokasi prostitusi, mereka lebih menggunakan media sosial untuk menjalankan bisnisnya,” ujar Muksin.
Lekas mencatat sudah sekitar 1.372 WPS di Kabupaten Bogor yang telah mengikuti tes HIV-AIDS, dan 10 persen diantaranya dinyatakan positif HIV.
“Data itu dilakukan pada tahun 2020 dengan menyisir kos-kosan yang diketahui sebagai tempat tinggal WPS, dengan melibatkan kader komunitas prostitusi,” ucapnya.
Dalam melaksanakan tes HIV-AIDS, pihaknya menggandeng Dinas Kesehatan melalui puskesmas-puskesmas yang ada di setiap kecamatan.
Namun begitu, penyisiran WPS untuk melaksanakan tes HIV-AIDS ini masih belum bisa dilaksanakan secara konsisten karena terbentur anggaran.
“Selama ini kita lakukan tes HIV-AIDS secara mandiri tanpa bantuan dari pemerintah,” ungkapnya.
Untuk itu, sebagai upaya pengendalian angka kasus positif HIV-AIDS, ia meminta Dinas Kesehatan dan ditindaklanjuti Dinas Sosial Kabupaten Bogor untuk melakukan tes HIV-AIDS secara komprehensif dan berkesinambungan.
“Misalkan Dinas Kesehatan laksanakan tes HIV-AIDS bagi WPS tiga bulan sekali, kan itu akan cepat mengindentifikasi mereka yang terkena HIV-AIDS, sehingga akan ada upaya cepat pendampingan nantinya,” bebernya.
Ia menambahkan, selama pandemi Covid-19 ia meyakini ada penambahan angka kasus HIV-AIDS di Kabupaten Bogor. Untuk itu, perlu adanya pelaksanaan tes HIV-AIDS secara masif bagi para WPS. =YUS
